Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2013, Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB) mengadakan acara diskusi buku terbarunya bertajuk “The Children of War”, Senin 28 Oktober 2013 dan bertempat di Toko Buku Gramedia Kramat, Jakarta Timur. Acara dibuka dengan lantunan musik dan lagu keroncong oleh sekelompok siswa SMA Pangudi Luhur Jakarta yang membawakan lagu-lagu perjuangan.
Pembicaranya adalah Iwan Gardono Sujatmiko, Ph.D dan Dr. Saras Dewi dan dihadiri oleh sejumlah anak-anak para Pahlawan Revolusi, eks PKI, DI/TII, dan PRRI/Permesta antara lain Suryo Susilo selaku Ketua FSAB, Nani Nurrachman (anak Pahlawan Revolusi Mayjen TNI (Anumerta) Sutojo Siswomihardjo), Sugiarto (anak Supardjo, yang sering disebut sebagai “Jenderal Merah”), Sarjono Kartosuwiryo, (putra Imam Darul Islam/Tentara Islam Indonesia Sekarmadji Marijan Kartosoewiryo), Dusi Kiemas (adik Alm. Taufik Kiemas), Witaryono S. Reksoprodjo (Putra mantan Menteri Kabinet Dwikora Setiadi Reksoprodjo), Ilya Arslaan Sjahroezah (putra alm. Johan Sjahroezah, pendiri PSI), dan Ir. Ilham Aidit (putra alm. D.N. Aidit, Ketua CC PKI). Hadir pula beberapa perwakilan dari ILUNI (Ikatan Alumni Universitas Indonesia) Uti Rahardjo (Ketua Iluni/Founder & CEO Creative Center) yang saat itu bertindak selaku Moderator dan Andi Kosala, serta Barry Lesmana dari Indonesia Berbakti.
"The Children of War" berisi tentang upaya anak-anak korban konflik di Indonesia melakukan silaturahmi dan menjalin persahabatan untuk menyembuhkan luka dan dendam lama yang selama ini terjadi. Sebagai generasi kedua dan ketiga keluarga yang berkonflik di masa lalu, mereka melakukan silaturahmi secara sukarela untuk menemukan perdamaian dan kesepakatan, terus menjaga dan memelihara persaudaraan kita sebagai sesama anak bangsa, dan berkesadaran penuh untuk selalu berjuang menerapkan semboyan: "Berhenti mewariskan konflik, tidak membuat konflik baru".
Terbagi dalam 11 bab, buku ini disusun oleh Nina Pane, Stella Waroue dan Bernada Rurit. Masing-masing bab membawa pembaca memahami trauma anak korban konflik, dan usahanya menyembuhkan luka dan amarah. Menurut Pembina FSAB Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo yang merupakan putra pahlawan revolusi Mayjen TNI (Anumerta) Sutoyo Siswomiharjo, penyusunan buku ini memerlukan waktu 10 tahun. Selain karena sempat tertunda-tunda, tim penyusun juga memerlukan waktu untuk berdiskusi tentang penulisan buku ini.
FSAB menjadi bukti bahwa tidak ada lagi pertentangan antara keluarga korban dengan keluarga para pelaku. Sejak tahun 2003, FSAB terus berusaha mengumpulkan para keluarga korban dan keluarga pelaku dari berbagai peristiwa konflik bersejarah di Indonesia. Kita berharap apa yang dilakukan FSAB selama ini bisa menjadi model nasional, termasuk mengarah pada rekonsiliasi nasional. Semoga.
Kommentare